Kecanduan akan ponsel boleh dibilang sedang menjangkiti semua kalangan masyarakat. Jika dulu ponsel merupakan barang mewah yang hanya bisa dimiliki oleh sebagian kalangan saja, namun sekarang mulai dari PRT, abang becak, hingga anak kecil pun sudah begitu terampil dalam mengutak-atik HP.
Sebuah berita yang pernah dimuat di forum Kapanlagi.com menyebutkan bahwa seorang ayah sempat shock saat mendapat tagihan pulsa sebesar Rp220 juta. Tagihan tersebut diakibatkan pemakaian ponsel anak lelakinya yang baru berumur 13 tahun.
Lalu, bagaimana bila buah hati Anda minta HP, apakah Anda akan mengabulkan permintaan mereka atau menolak sama sekali?! Sebelum membuat keputusan ada baiknya Anda menyimak beberapa pertimbangan berikut.
Perlu tidak?!
Apakah Anda melihat bahwa pada usianya yang masih belia, anak sudah butuh fasilitas HP?! Ataukah dia akan tetap ‘baik-baik’ saja meskipun tanpa ponsel di tangan?! Jika masih memungkinkan baginya untuk menghubungi Anda dari telepon umum/ pinjaman (misalnya untuk minta jemput dari sekolah atau tempat les), maka ponsel tersebut tentulah belum terlalu diperlukan. Anda sendiri pasti bisa menimbang apakah kini merupakan saat yang tepat untuk anak punya HP.
Tanyakan alasannya!
Saat buah hati merengek minta HP sebagai reward karena berhasil meraih nilai bagus, maka jangan mudah mengiyakan. Sebaliknya tanyakan alasan mengapa ia minta HP. Dari alasan itu, Anda pasti bisa mempertimbangkan akan mengabulkan atau tidak. Tentu saja Anda harus menolak jika alasan anak hanyalah karena “semua teman-teman punya juga soalnya…” atau “yah gpp, biar kelihatan gaul aja ma…” Alasan macam ini jelas bukan alasan yang kuat untuk mengantongi sebuah HP, malah bisa merusak moral anak (menjadi sombong dan suka pamer). Namun, jika alasannya menyiratkan kebutuhan yang positif, maka Anda tentu boleh mempertimbangkan untuk mengatakan “ya”.[break]
Bisakah anak dipercaya?!
Dalam masalah ini, Anda juga tak boleh buta dalam menilai karakter anak. Jika jauh di dalam lubuk hati, Anda tahu bahwa anak masih belum bisa dipercaya, maka tentu saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberi mereka ponsel pribadi.
Anda bisa menilai karakter dan tanggung jawab anak dari hal-hal yang kecil, misalnya bagaimana mereka melakukan tugas-tugas sepele di rumah. Apakah mereka cukup bertanggung jawab dalam hal-hal kecil?! Jika ya, maka berarti mereka bisa dipercaya juga dalam hal yang lebih besar. Namun, jika mereka mengabaikan hal kecil, maka tetaplah menggeleng meski mereka merengek-rengek.
Jangan lupa tetapkan aturan
Saat akhirnya anak berhasil meyakinkan Anda bahwa mereka benar-benar memerlukan ponsel, dan mereka terbukti dapat dipercaya, maka tentu Anda harus tetap menetapkan aturan2 yang jelas agar ponsel dan pulsa yang ada digunakan dalam jalur yang bijak.
Beberapa hal yang harus menjadi aturan jelas antara lain tentang jatah pulsa tiap bulan, dan larangan men-download hal-hal yang berbau negatif, seperti mistik, pornografi, dan sms premium/ berlangganan. Selain itu, selalu ingatkan anak untuk menjaga dan merawat ponsel dengan baik. Tegaskan pula dari awal bahwa Anda berhak untuk menarik kembali ponsel tersebut bila Anda melihat anak mulai menyalahgunakannya.
Beri yang sesuai keperluan
Hal terakhir adalah berikan ponsel sesuai dengan kebutuhan mereka (bisa dipakai telepon dan sms). Ingat, semakin canggih ponsel yang Anda berikan, maka semakin besar pula kemungkinan dunia maya dan segala tetek-bengeknya masuk dalam kehidupan mereka tanpa sepengetahuan Anda.