Twitter
FansPage

Apakah Anda termasuk ayah yang berkeyakinan seperti ini ; ayah kan sudah keluar seharian sampai kadang pulang malam mencari uang demi anak. Supaya bisa memberikan gizi yang lebih baik, menyekolahkan di tempat yang berkualitas yang biasanya mahal, memenuhi fasilitas belajar dan kehidupan anak-anak. Jadi pendidikan, diserahkan ke ibunya saja.

Jika Anda tipe ayah seperti ini, terjemahan dalam rumahnya menjadi begini ; ibu yang mengurusi semua semua hal tentang pendidikan baik ilmu ataupun keteladanan, kemudian pertemuan dengan ibu dianggap sudah cukup mewakili, efeknya merasa tidak terlalu penting pertemuan fisik ayah dengan anaknya, dan akhirnya ayah menumpahkan kesalahan yang dilakukan anak kepada ibu yang tidak becus mendidik, tanpa merasa ada andil kesalahan ayah di sana.

Anda ayah yang seperti ini?
Jika iya jawaban Anda,
atau: mungkin,
atau: kayaknya sebagian benar tuh.

Maka, sungguh Anda akan kehilangan anak-anak Anda di kemudian hari. Saat anak Anda memasuki pelataran masa depannya dan Anda telah memasuki kamar usia senja. Atau bahkan lebih cepat dari itu. Berbagai tsunami masalah menghantam kenyamanan rumah Anda karena ulah anak Anda yang baru gede.

Para ayah yang dirahmati Allah, yuk kita baca nasehat ini. Nasehat yang datang dari seorang ulama ternama abad 8 H. Semoga para ayah mendapatkan petunjuk Islam tentang keayahan.

Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab (Tuhfatul maudud 1/242, MS) secara tegas mengatakan bahwa penyebab utama rusaknya generasi hari ini adalah karena ayah.

Beliau mengatakan, “Betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat karena ia tidak memperhatikannya, tidak mendidiknya dan memfasilitasi syahwat (keinginannya), sementara dia mengira telah memuliakannya padahal dia telah merendahkannya. Dia juga mengira telah menyayanginya padahal dia telah mendzaliminya. Maka hilanglah bagiannya pada anak itu di dunia dan akhirat. Jika Anda amati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah ayah”.

Bacalah kalimat yang paling bawah : Jika Anda amati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah ayah. Imam Ibnu Qoyyim ‘menuduh’ Anda semua, para ayah. Di mana penyebab utama kesengsaraan anak, buah hati ayah di dunia dan akhirat adalah ayah. Hal ini disebabkan oleh 3 hal: tidak memperhatikan, tidak mendidik dan memfasilitasi syahwat.
Astaghfirullah…bagaimana nih, para ayah…?

Untuk menguatkan kalimat mahal di atas, mari kita simak pemaparan hasil penelitian ilmuwan hari ini.

Dr. Tony Ward dari University of Melbourne, Australia melakukan penelitian. Dalam penyelidikannya, para periset mewawancarai 55 laki-laki yang dipenjara karena penganiayaan terhadap anak-anak dan 30 laki-laki yang dipenjara karena terlibat kasus pemerkosaan. Mereka diminta memberikan persepsi-nya terhadap hubungan mereka di masa kanak-kanak dengan ayah dan ibunya. Sebagai perbandingan, para peneliti juga mewawancarai 32 laki-laki yang dipenjara karena kejahatan kriminal dan 30 laki-laki yang dipenjara bukan karena kekerasan atau kejahatan seksual.

Lebih lanjut, para pemerkosa dan pelaku penganiayaan anak-anak ini, rata-rata menggambarkan ayahnya bersikap “menolak” dan “kurang konsisten” ketimbang ibu mereka. “Jelas sekali, bahwa sikap dan kebiasaan yang dimiliki para ayah memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan anak-anaknya, terutama terhadap para pelaku kejahatan seksual dan penganiayaan anak-anak. Ya, setidaknya begitulah yang terjadi terhadap para penjahat di penjara,” kata Ward. (http://www.freerepublic.com/focus/f-news/749298/posts)

Penelitian tentang keayahan juga dilakukan oleh Melanie Mallers, asisten profesor diCalifornia State University di Fullerton.

Dalam studi tersebut, Mallers dan rekannya meneliti 912 pria dewasa dan wanita – usia 25-74 – melalui telepon tentang tingkat stres mereka selama delapan hari

Temuan penelitian disajikan hari Kamis pada konvensi tahunan American Psychological Association di San Diego, Pria yang cenderung bereaksi negatif terhadap stres setiap hari melaporkan bahwa sebagai anak-anak “Mereka sangat sedikit kehangatan dari ayah mereka, sedikit dukungan dan kasih sayang. Mereka tidak hadir secara fisik bagi mereka dan tidak membuat mereka merasa percaya diri,” kata Mallers. “They weren’t involved in their lives overall (Mereka tidak terlibat dalam kehidupan mereka secara keseluruhan).”

Astaghfirullahal ‘adzim….
Mari istighfar yang banyak, para ayah…

Dua penelitian tersebut hanya menguatkan kalimat Ibnu Qoyyim yang sudah dituliskan sejak 7 abad sebelum penelitian ini dihasilkan.
Dua pelajaran penting untuk para ayah semua dari pembahasan ini:

  • Petunjuk para ulama tentang konsep parenting, sungguh luar biasa. Walaupun kalimat tersebut bukan wahyu, tetapi bersumber dari wahyu dan pengalaman mahal orang besar.
  • Seriuslah menjadi ayah. Mari kita belajar bersama untuk menjadi ayah. Karena coretan kegagalan dan kumuhnya akhlak anak, ternyata ukiran tangan kita semua….para ayah.
Share Button
Kontak Kami
home_2

Jalan Puri Intan No. 25 Pisangan Ciputat Tanggerang Selatan

phone_icon_by_cemagraphics 0217427254
contact 085945723075
facebook-cracked facebook.com/rasalmanitb
instagram-logos-png-images-free-download-2 Instagram.com/@tk_salman
 forward_email  tksalmanitb@gmail.com
   
Pendaftaran
  • Mengambil atau membeli formulir pendaftaran.
  • Menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi dan dilengkapi berkas persyaratan.
  •  Mendaftar ulang dengan membayar uang pangkal, uang perlengkapan siswa baru dan SPP.
Maps
Tamu RA SALMAN